Menjadi Orang Terkaya

Bacaan : MATIUS 6 : 19 – 24

Selama yang saya ketahui, belum pernah sebuah atau beberapa truk yang penuh dengan harta, bergerak mengiringi mobil jenazah yang akan dimakamkan. Segala sesuatu yang mereka kumpulkan di dunia, semua ditinggalkan.  Raja Firaun yang telah dikuburkan dengan emas dan hartanya, namun sampai saat ini tidak satupun yang dapat mereka bawa. Bahkan lebih lagi, walaupun emas merupakan benda yang sangat berharga di bumi ini, namun di Surga, justru Allah menggunakannya untuk mengaspal jalan-jalan  (Wahyu 21:21).

Dalam Matius 6 : 19-24, Yesus tidak mengatakan bahwa memiliki harta dunia itu salah. Namun harus disadari bahwa harta benda dan kekayaan tidak memiliki nilai untuk kehidupan yang akan datang. Dalam hal ini, adalah salah apabila orang Kristen yang mencintai Tuhan Yesus, membaktikan hidup mereka untuk terus menerus mengumpulkan dan menimbun harta bagi mereka. Yesus mengatakan bahwa menimbun harta untuk diri sendirilah yang salah.  Terhadap harta duniawi, rumah kita harus sebagai gudang dan kita harus bertindak sebagai pelayan, yang selalu menyalurkan atau membaginya bagi orang yang membutuhkan.

Mengumpulkan harta, membawa kita dalam sebuah jebakan materialistis yang mengakibatkan kekecewaan dan kehampaan.  Kebahagiaan bukanlah materi, tetapi kebahagiaan adalah kepuasan. Dalam sebuah survei 1992 di  AS, orang-orang ditanya berapa banyak gaji yang mereka inginkan, agar mencapai apa yang mereka impikan. Orang-orang yang berpenghasilan sampai $ 25.000 per tahun menyatakan bahwa mereka memerlukan sekitar $ 54.000. Mereka yang berpendapatan  $ 100,000, mengatakan bahwa mereka dapat membeli impian bila pendapatannya mencapai $ 192.000. Angka-angka ini menunjukkan setiap orang harus memiliki dua kali pendapatannya untuk dapat menemukan kehidupan yang didambakan. 
Rasul Paulus dalam 1 Timotius 6:6 mengatakan : “Adalah benar bahwa melayani Allah membuat orang menjadi sangat kaya jika mereka telah merasa puas dengan yang dimilikinya (Alkitab Versi Mudah Dibaca).”  Melayani Tuhan dan mensyukuri yang kita peroleh, itulah kata kunci sebuah kebahagiaan.  Ketika kita dapat bermurah hati membantu pelayanan dan membantu orang lain dengan harta dan yang kita miliki, itulah orang kaya yang sesungguhnya. Rasa puas dan damai sejahtera lengkaplah sudah. Mau ?(JPU)

RSS
Follow by Email
Facebook
Twitter
Visit Us
Follow Me
INSTAGRAM