Hamas Menggunaan Sipil sebagai Tameng

Oleh :Itamar Marcus and Barbara Crook
Judul Asli : Hamas Explains Use of Civilians as Human Shields
Translate by Google Translate.

“Kami menginginkan kematian sebagai kehidupan yang anda inginkan.”

PBB pengumuman bahwa 51 warga sipil telah tewas dalam konflik di Gaza harus dipahami dalam konteks dari Hamas menyatakan ideologi untuk menggunakan warga sipil sebagai perisai manusia untuk Hamas fighters. Memang, Hamas terus menekankan mempromosikan agama dan ideologi bahwa kematian bagi Allah adalah yang ideal untuk diikuti secara aktif.

Tujuannya adalah untuk meyakinkan Palestina, termasuk perempuan dan anak-anak, untuk tidak takut mati tetapi bahkan dengan muka di bagian depan untuk melindungi Hamas fighters. Hamas dari penempatan dari instalasi militer di kalangan sipil dan fighters mencerminkan ideologi ini, dan ini telah menyebabkan 51 kematian.

J wakil Hamas di dewan legislatif PA tahun ini dinyatakan bangga fakta bahwa perempuan dan anak-anak yang digunakan sebagai perisai manusia dalam memerangi Israel. Dia digambarkan sebagai bagian dari “industri kematian” di Palestina yang unggul, dan dijelaskan bahwa Palestina “keinginan kematian” dengan intensitas yang sama Israelis “keinginan hidup.”

Berikut ini adalah teks lengkap dari komentar dengan perwakilan Hamas Fathi Hamad: “Bagi orang Palestina kematian menjadi sebuah industri, di mana perempuan dan unggul sehingga tidak semua orang di negeri ini: orang tua excel, Jihad fighters yang unggul, dan anak-anak unggul. Dengan demikian [Palestina] membuat perisai manusia perempuan, anak-anak, orang tua dan Jihad fighters terhadap mesin Zionist bom, seolah-olah mereka berkata kepada musuh Zionist: Kami menginginkan kematian sebagai kehidupan yang anda inginkan. ”

Link terkait  :

Keterpesonaan Luthfie pada Israel

Sunday, 04 January 2009 
Dari Luthfie Asyaukanie untuk Israel
Keterpesonaan Luthfie pada Israel
Beberapa Catatan dari Israel

Sumber :
http://www.invidiousclub.com/index.php?option=com_content&task=view&id=928&Itemid=2

Saya baru saja melakukan perjalanan ke Israel. Banyak hal berkesan yang saya dapatkan dari negeri itu, dari soal Kota Tua yang kecil namun penuh memori konflik dan darah, Tel Aviv yang cantik dan eksotis, hingga keramahan orang-orang Israel. Saya kira, siapapun yang menjalani pengalaman seperti saya akan mengubah pandangannya tentang Israel dan orang-orangnya.

Ketika transit di Singapore, seorang diplomat Israel mengatakan kepada saya bahwa orang-orang Israel senang informalities dan cenderung rileks dalam bergaul. Saya tak terlalu percaya dengan promosinya itu, karena yang muncul di benak saya adalah tank-tank Israel yang melindas anak-anak Palestina (seperti kerap ditayangkan oleh CNN and Aljazira). Tapi, sial, ucapan diplomat itu benar belaka. Dia bukan sedang berpromosi. Puluhan orang yang saya jumpai dari sekitar 15 lembaga yang berbeda menunjukkan bahwa orang-orang Israel memang senang dengan informalities dan cenderung bersahabat.

Continue reading “Keterpesonaan Luthfie pada Israel” »

Gus Dur: Din Syamsudin Ngerti Apa Sih?

Sumber :
http://www.detiknews.com:80/read/2009/01/10/153606/1066172/10/gus-dur-din-syamsudin-ngerti-apa-sih

Jakarta – Tindakan pemerintah RI untuk ikut membantu menghentikan konflik di Jalur Gaza dinilai tidak akan berhasil. Begitu pula tindakan ormas di Indonesia yang ramai-ramai mengecam serangan Israel tersebut.

“Nggak ada apa-apanya. Israel nggak nurut, Palestina juga nggak nurut,” ujar Gus Dur di sela-sela acara kongkow bareng Gus Dur di KBR 68H, Jalan Utan Kayu, Jakarta, Sabtu (10/1/2009).

Gus Dur juga menilai tindakan Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsudin yang membentuk koalisi Masyarakat Madani untuk Palestina sebagai tindakan yang sia-sia. Sebelumnya, Din telah mengumpulkan tokoh-tokoh lintas parpol, agama dan budaya dan mendesak PBB segera bertindak untuk menghentikan konflik di Gaza pada tanggal 7 Januari lalu.

“Nggak usah ngomonglah, wong nggak ngerti masalah sana, nggak usah lah. Din Syamsudin ngerti apa sih? Dia nggak ngerti sejarahnya, Palestina yang mana.
seperti apa Indonesia harus berkoalisi dengan Hamas,” ungkap Gus Dur.

Menurut Gus Dur, PKB juga tidak akan melakukan aksi-aksi di jalanan untuk mengecam Israel, seperti yang dilakukan PKS.

“PKB tidak pernah membicarakan masalah itu. Biarin aja,” imbuh mantan presiden RI itu. 

Gus Dur menjelaskan konflik di Palestina sudah terjadi sejak lama. Menurutnya konflik itu akan terus terjadi selama Hamas masih menembakan roket ke wilayah pemukiman Yahudi.
(rdf/djo)

Prodigal son (Kesaksian anak Anggota Hamas)

By Avi Issacharoff

Original : http://www.haaretz.com/hasen/spages/1007462.html

CALIFORNIA – A moment before beginning his dinner, Masab, son of West Bank Hamas leader Sheikh Hassan Yousef, glances at the friend who has accompanied him to the restaurant where we met. They whisper a few words and then say grace, thanking God and Jesus for putting food on their plates.
 
 It takes a few seconds to digest this sight: The son of a Hamas MP who is also the most popular figure in that extremist Islamic organization in the West Bank, a young man who assisted his father for years in his political activities, has become a rank-and-file Christian. A few seconds later, he is savoring his meal, explaining that he hasn’t been eating much recently because of financial problems. During the past week he has been living with the friend, a Christian, of course, whom he met at church. “Without him,” he says, “I would have become homeless.” 
 
Continue reading “Prodigal son (Kesaksian anak Anggota Hamas)” »

Si Dua Lapis Panonggor

Nantoari (16 Des 2008), hanami melayani sada oppung br Purba, umut 88 tahun. Oppung on boi mengidah makhluk halus, anggo i huta igoran ma si dua lapis panonggor. Gati do gan, anggo mulak hun partonggoan borngin, i suruh soh lobei hasoman ni, ase lewat “sidea” makhluk halus ai.

Bani akhir pelayanan, timbul ma rasa ingin tahu-ku, husukkun ma oppung on, “Marbeda do i idah ham halak halus ai pakon hita on?”
Jawabni oppung ai : “Anggo sidea, lang ongga huidah naheini.”

Bahatdo pattangan ni oppung on, antara lain, lang boi mangan bani na mateian, janah dong do panjaga badanni. Selama on memang ‘terjaga do’ badanni, janah lang dong na mangganggu kelaurgani secara fisik.

Namun belakangan on, gati ma ia bulinsah, halani gati ma “mahluk halus’ roh hubani, janah igotiki (dicubiti) ma ia. Taridah do ai bani tangan ni na marsalaon (membiru). Lang pitah ai, bani keluargani sidea pe sabotulni dong do taridah ai, aima 2 anakni naboru lang marniombah, ekonomi anak-anak susah, pakon nalegan.

Jadi marhitei piga-piga kawanni i parari kamisan, ikontak sidea ma hanami, ase boi manghubungi pandita untuk pelepasan ‘ilmu’ atap pe ‘kuasa gelap’.

Syukurlah, satu jiwa bisa diselamatkan.

Keluaran 18:
9-12 “Apabila engkau sudah masuk ke negeri yang diberikan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu, maka janganlah engkau belajar berlaku sesuai dengan kekejian yang dilakukan bangsa-bangsa itu.
18:10 Di antaramu janganlah didapati seorang pun yang mempersembahkan anaknya laki-laki atau anaknya perempuan sebagai korban dalam api, ataupun seorang yang menjadi petenung, seorang peramal, seorang penelaah, seorang penyihir,
18:11 seorang pemantera, ataupun seorang yang bertanya kepada arwah atau kepada roh peramal atau yang meminta petunjuk kepada orang-orang mati.
18:12 Sebab setiap orang yang melakukan hal-hal ini adalah kekejian bagi TUHAN, dan oleh karena kekejian-kekejian inilah TUHAN, Allahmu, menghalau mereka dari hadapanmu.

RSS
Follow by Email
Facebook
Twitter
Visit Us
Follow Me
INSTAGRAM