Simpati Kepada Bangsa Palestina

Oleh : Andry Pakan

Perjuangan panjang bangsa Palestina belum juga menampakkan tanda-tanda yang menggembirakan bagi berdirinya suatu negara Palestina. Suatu negara yang diakui oleh bangsa-bangsa di dunia dan yang dapat mengangkat harkat dan martabat bangsa Palestina serta memberi perlindungan dan kesejahteraan bagi seluruh tumpah darah Palestina.

Beberapa kali sudah usaha-usaha yang didasari oleh itikad baik untuk mewujudkan suatu negara Palestina serta mewujudkan perdamaian dengan Israel telah kandas. Dan sekarang ini, berbagai usaha damai tsb seakan-akan tidak meninggalkan bekas seiring dengan memuncaknya krisis yang sedang terjadi di Jalur Gaza.
Dari ditandatanganinya perjanjian Camp David yang diprakarsai presiden Jimmy Carter, kemudian perjanjian damai yang ditandangani oleh mendiang Yasser Arafat dan mendiang Yitzak Rabin di era Bill Clinton, lalu, rangkaian perundingan yang mewujudkan kesepakatan Oslo (Norwegia), sampai diretasnya Peta Jalan Damai di masa pemerintahan presiden George W. Bush, semuanya itu telah melibatkan sejumlah tokoh-tokoh Palestina, yang hemat saya, tidak diragukan komitmennya bagi terbentuknya negara Palestina yang merdeka, bermartabat dan mensejahterakan seluruh tumpah darah Palestina. Di samping itu, tokoh-tokoh Palestina tsb, juga tidak diragukan komitmennya untuk hidup berdampingan secara damai dengan Israel. Sebutlah, alm. Yasser Arafat dan penggantinya Mahmoud Abbas, serta sejumlah pejuang, tokoh politik dan diplomat Palestina, baik yang beragama Islam, seperti ,Mohammad Dahlan, Nabil Shaath selain Arafat, Abbas dll; maupun yang beragama Kristen, seperti, Hanan Ashrawi, George Habash, Raymonda Tawil, Edward Said, dll. Selain nama-nama tsb di atas, rangkaian perundingan damai selama puluhan tahun, telah melibatkan tokoh-tokoh internasional dari berbagai negara, Eropah, Timur Tengah, Asia, Afrika dan PBB.

Bisa dibayangkan bagaimana perasaan tokoh-tokoh Palestina di atas ketika menyaksikan krisis dan penderitaan rakyat Palestina yang sekarang terjadi di Gaza.
Perlu kiranya mengetahui penyebab atau asal muasal peristiwa yang sekarang sedang terjadi di Gaza.
Semuanya bermula dari kehadiran kelompok pendatang baru dalam perjuangan bangsa Palestina, yaitu Hamas. Strategi perjuangan mereka telah menuai apa yang sekarang terjadi di Gaza dan (seakan-akan) mementahkan seluruh rangakain usaha mewujudkan Negara Palestina dan perdamaian yang sudah dimulai di era Yasser Arafat, yang sejak th 1969 memimpin PLO (Palestinian Liberation Organization).
Pendekatan-pedekatan yang dilakukan Hamas untuk memikat hati penduduk Palestina yang tinggal di Jalur Gaza sungguh berhasil. Pemilu yang dilakukan di Gaza memberi kemenangan kepada kelompok Hamas dan pukulan kepada kelompok Fatah yang telah puluhan tahun berjuang. Hasil pemilu kemudian membawa Hamas mendepak kepemimpinan Mahmoud Abbas untuk mengontrol Jalur Gaza.
Model pendekatan apakah yang dilakukan Hamas?
Menghadirkan kesejahteran semu dan membangkitkan serta menanamkan kebencian terhadap Israel. Keduanya berjalan beriringan. Di tengah-tengah beratnya kondisi ekonomi masyarakat Palestina, Hamas tahu betul kondisi psikologis masyarakat sebagai akibat pengalaman traumatik terhadap Israel selama bertahun-tahun.
Keberhasilan Hamas memenangkan pemilu di Gaza, juga ditunjang oleh kelemahan-kelamahan yang timbul didalam kelompok Fatah. Kelemahan-kelemahan tsb disebabkan oleh semacam virus ‘victoria desease’ yang mewujud dalam melemahnya mutu kaderisasi, yang kemudian mengakibatkan merosotnya disiplin dan perhatian para pemimpin Fatah kepada rakyat Palestina di Jalur Gaza.

Akankah Hamas berhasil memperjuangakan cita-cita dan perjuangan bangsa Palestina yang sudah berlangsung puluhan tahun?
Sulitnya mendapat dukungan internasional adalah masalah yang tidak mungkin dipecahkan Hamas. Idiologi dan cita-cita yang diwujudkan dalam serangan-serangan roket selama bertahun-tahun telah memasung Hamas dalam ketidakmungkinan untuk membawa bangsa Palestina meraih kepercayaan dunia sebagai syarat bagi keabsahan suatu negara baru yang berdaulat dan memperoleh pengakuan bangsa-bangsa di dunia dan yang dapat diterima sebagai anggota PBB.
Idiologi dan cita-cita Hamas adalah suatu penyangkalan terhadap segala usaha yang telah dilakukan selama puluhan tahun sejak Perjanjian Camp David yang ditandatangani mediang Yasser Arafat dan mendiang Menachem Begin, sampai Kesepakatan Peta Jalan Damai yang akan bermuara kepada berdirinya negara Palestina yang berdaulat berdampingan dengan negara Israel yang berdaulat. Penyangkalan terhadap segala usaha dan itikat baik serta pengorbanan tokoh-tokoh Palestina dan tokoh-tokoh Israel serta sumbangsih berbagai tokoh dunia adalah suatu bentuk kepicikan dan arogansi. Maka, bagaimana mungkin masyarakat dunia memberi dukungan kepada Hamas? Kita ketahui dukungan masyarakat internasional tidak hanya berupa dukungan moral, tetapi juga financial yang tidak kecil jumlahnya. Dibutuhkan jutaan bahkan milyardan dollar untuk membangun Palestina, sejumlah negara yang mendukung perundingan sudah menyerahkan donasinya kepada PLO yang digunakan antara lain untuk membayar gaji pegawai. Dunia mengingat pengorbanan Yasser Arafat yang memilih hidup membujang selama puluhan tahun, pengorbanan Yitzak Rabin yang membayar perundingan damai dengan nyawanya (ditembak oleh militan Yahudi tidak lama setelah penandatanganan perjanjian), dan berbagai pengorbanan lainnya. Memori dunia masa kini tidak mungkin melupakan rangkaian perundingan panjang dan melelahkan serta pengorbanan-pengorbanan yang mengiringi usaha damai tsb. Hamas menafikan semua itu melalui agenda penghapusan Israel dari peta geopolitik Timur Tengah.

Sebagai bagian dari masyarakat dunia yang mendambakan kedamaian, kita sangat prihatin terhadap nasib bangsa Palestina, khususnya yang tinggal di Jalur Gaza. Dalam keprihatinan itu, kita juga sangat menyesalkan serangan-serangan Israel yang telah menuai korban ratusan masyarakat sipil, termasuk perempuan dan anak-anak.
Tidak cukup hanya menyatakan keprihatinan dan duka cita mendalam terhadap keluarga para korban dan bangsa Palestina keseluruhan.
Seyogianya, ada sumbangsih nyata yang kini sangat dibutuhkan oleh masyarakat Palestina, termasuk sumbangsih nyata dan maksimal bagi segera dihentikannya serangan-serangan Israel ke Gaza dan tembakan roket Hamas. Pengumpulan dana melalui derma-derma di tempat-tempat ibadat, doa bersama bagi rakyat Palestina dan doa bagi usaha-usaha damai adalah hal-hal yang patut dilakukan oleh umat beragama. Segala sumbangan yang terkumpul sebaiknya disalurkan kepada Otoritas tertinggi bangsa Palestina (PLO), dalam hal ini kelompok Mahmoud Abbas, karena merekalah yang diakui PBB sebagai wakil yang syah rakyat Palestina.

Memang perang hanya membuahkan kepahitan dan penderitaan, dalam hal ini bangsa Palestina telah menderita sekian puluh tahun, akibat konflik dengan Israel yang tidak kunjung usai.
Salah satu buku yang mengungkap rangkaian penderitaan dan perjuangan panjang bangsa Palestina berjudul “Blood Brothers”, ditulis oleh Elias Chacour dan David Hazard. Elias Chacour, orang Palestina asli, ditahbiskan di Gereja Melkit, sebuah badan kuno orang-orang percaya yang telah eksis di Timur Tengah sejak berabad-abad. Memperoleh pendidikan di Paris pada Seminaire du Saint Sulpice. Dia adalah orang Palestina pertama yang meraih gelar dari Universitas Ibrani, dimana ia mempelajari Alkitab dan Talmit. Perjuangan dan iman dari Chocur diilhami oleh “Khotbah Di Bukit”. Dia mempunyai keprihatinan yang halus kepada mereka yang datang berziara ke Israel untuk memuliakan tempat-tempat suci masa lalu, tapi mengabaikan mahluk manusia , yang datang hanya untuk melihat “batu-batu suci dan pasir-pasir suci”.
Kalau Anda ke Israel, apakah Anda juga ingin menyaksikan “batu-batu hidup” ?
Buku tsb telah diterbitkan dalam bahasa Indonesia dengan judul “Perang Maut Antara Saudara Sekandung” .

Catatan : Ingat “Bina Kasih” , ingat Bp. H.A Oppusunggu, alm.

-andry-090109

Surat terbuka bagi orang Indonesia yang berdemonstrasi terhadap Israel

Surat terbuka bagi orang Indonesia yang berdemonstrasi terhadap Israel

Saya memikirkan orang-orang yang terlibat dalam demonstrasi ini. Apakah Anda tahu yang menjadi latar belakang konflik ini ? Menurut Anda bagaimana solusi bagi masalah antara Israel dan Palestina ? Mengapa mereka memilih Israel dan bukannya Hamas sebagai pihak yang bertanggung jawab atas keamanan dan masa depan normal bagi Palestina ? Saya ingin Anda membaca ini, mendengarkan ini. Dan bila Anda ingin melancarkan protes – silakan, namun lakukanlah dengan pengertian, bukan hanya kata-kata kosong dan propaganda.

 

Beberapa mengatakan : kami demonstrasi karena kami ingin Palestina memiliki negara sendiri dan tidak hidup dalam penjajahan Israel

 

Bahkan untuk mulai pembicaraan tentang berakhirnya konflik Israel – Palestina, seseorang perlu menerima konsep solusi dua negara. Konsep dua negara ini artinya Israel dan Palestina hidup berdampingan satu dengan yang lainnya dengan damai. Saat para perwakilan Israel dan Palestina mulai membicarakan perdamaian, dalam perjanjian Oslo di tahun 1993, ini adalah dasar dari negosiasi. Mengakhiri semua permusuhan, adanya teritorial bersama atas klaim historis dan berbagi daerah. Pemerintah Indonesia juga mendukung gagasan ini saat Indonesia bergabung dengan para pemimpin negara dalam pertemuan baru-baru ini (2008) di Annapolis yang bermaksud menyalakan kembali semangat negosiasi.

Israel secara formal dan dalam setiap forum menerima solusi dua negara. Negosiasi untuk kesepakatan telah dilaksanakan bersama Otorita Palestina selama beberapa tahun terakhir.

Akan tetapi, hal yang paling mendasar pada Hamas adalah menolak keberadaan Israel, untuk menghapuskan Israel dengan segenap kekuatan. Negosiasi bukanlah pilihan, tidak ada yang dapat dinegosiasikan mengenai hal ini. Solusi dua negara bahkan merupakan sebuah kemungkinan.

Selengkapnya di http://jakarta.mfa.gov.il/mfm/web/main/Print.asp?DocumentID=92517

Hamas Menggunaan Sipil sebagai Tameng

Oleh :Itamar Marcus and Barbara Crook
Judul Asli : Hamas Explains Use of Civilians as Human Shields
Translate by Google Translate.

“Kami menginginkan kematian sebagai kehidupan yang anda inginkan.”

PBB pengumuman bahwa 51 warga sipil telah tewas dalam konflik di Gaza harus dipahami dalam konteks dari Hamas menyatakan ideologi untuk menggunakan warga sipil sebagai perisai manusia untuk Hamas fighters. Memang, Hamas terus menekankan mempromosikan agama dan ideologi bahwa kematian bagi Allah adalah yang ideal untuk diikuti secara aktif.

Tujuannya adalah untuk meyakinkan Palestina, termasuk perempuan dan anak-anak, untuk tidak takut mati tetapi bahkan dengan muka di bagian depan untuk melindungi Hamas fighters. Hamas dari penempatan dari instalasi militer di kalangan sipil dan fighters mencerminkan ideologi ini, dan ini telah menyebabkan 51 kematian.

J wakil Hamas di dewan legislatif PA tahun ini dinyatakan bangga fakta bahwa perempuan dan anak-anak yang digunakan sebagai perisai manusia dalam memerangi Israel. Dia digambarkan sebagai bagian dari “industri kematian” di Palestina yang unggul, dan dijelaskan bahwa Palestina “keinginan kematian” dengan intensitas yang sama Israelis “keinginan hidup.”

Berikut ini adalah teks lengkap dari komentar dengan perwakilan Hamas Fathi Hamad: “Bagi orang Palestina kematian menjadi sebuah industri, di mana perempuan dan unggul sehingga tidak semua orang di negeri ini: orang tua excel, Jihad fighters yang unggul, dan anak-anak unggul. Dengan demikian [Palestina] membuat perisai manusia perempuan, anak-anak, orang tua dan Jihad fighters terhadap mesin Zionist bom, seolah-olah mereka berkata kepada musuh Zionist: Kami menginginkan kematian sebagai kehidupan yang anda inginkan. ”

Link terkait  :

Keterpesonaan Luthfie pada Israel

Sunday, 04 January 2009 
Dari Luthfie Asyaukanie untuk Israel
Keterpesonaan Luthfie pada Israel
Beberapa Catatan dari Israel

Sumber :
http://www.invidiousclub.com/index.php?option=com_content&task=view&id=928&Itemid=2

Saya baru saja melakukan perjalanan ke Israel. Banyak hal berkesan yang saya dapatkan dari negeri itu, dari soal Kota Tua yang kecil namun penuh memori konflik dan darah, Tel Aviv yang cantik dan eksotis, hingga keramahan orang-orang Israel. Saya kira, siapapun yang menjalani pengalaman seperti saya akan mengubah pandangannya tentang Israel dan orang-orangnya.

Ketika transit di Singapore, seorang diplomat Israel mengatakan kepada saya bahwa orang-orang Israel senang informalities dan cenderung rileks dalam bergaul. Saya tak terlalu percaya dengan promosinya itu, karena yang muncul di benak saya adalah tank-tank Israel yang melindas anak-anak Palestina (seperti kerap ditayangkan oleh CNN and Aljazira). Tapi, sial, ucapan diplomat itu benar belaka. Dia bukan sedang berpromosi. Puluhan orang yang saya jumpai dari sekitar 15 lembaga yang berbeda menunjukkan bahwa orang-orang Israel memang senang dengan informalities dan cenderung bersahabat.

Continue reading “Keterpesonaan Luthfie pada Israel” »

Gus Dur: Din Syamsudin Ngerti Apa Sih?

Sumber :
http://www.detiknews.com:80/read/2009/01/10/153606/1066172/10/gus-dur-din-syamsudin-ngerti-apa-sih

Jakarta – Tindakan pemerintah RI untuk ikut membantu menghentikan konflik di Jalur Gaza dinilai tidak akan berhasil. Begitu pula tindakan ormas di Indonesia yang ramai-ramai mengecam serangan Israel tersebut.

“Nggak ada apa-apanya. Israel nggak nurut, Palestina juga nggak nurut,” ujar Gus Dur di sela-sela acara kongkow bareng Gus Dur di KBR 68H, Jalan Utan Kayu, Jakarta, Sabtu (10/1/2009).

Gus Dur juga menilai tindakan Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsudin yang membentuk koalisi Masyarakat Madani untuk Palestina sebagai tindakan yang sia-sia. Sebelumnya, Din telah mengumpulkan tokoh-tokoh lintas parpol, agama dan budaya dan mendesak PBB segera bertindak untuk menghentikan konflik di Gaza pada tanggal 7 Januari lalu.

“Nggak usah ngomonglah, wong nggak ngerti masalah sana, nggak usah lah. Din Syamsudin ngerti apa sih? Dia nggak ngerti sejarahnya, Palestina yang mana.
seperti apa Indonesia harus berkoalisi dengan Hamas,” ungkap Gus Dur.

Menurut Gus Dur, PKB juga tidak akan melakukan aksi-aksi di jalanan untuk mengecam Israel, seperti yang dilakukan PKS.

“PKB tidak pernah membicarakan masalah itu. Biarin aja,” imbuh mantan presiden RI itu. 

Gus Dur menjelaskan konflik di Palestina sudah terjadi sejak lama. Menurutnya konflik itu akan terus terjadi selama Hamas masih menembakan roket ke wilayah pemukiman Yahudi.
(rdf/djo)

RSS
Follow by Email
Facebook
Twitter
Visit Us
Follow Me
INSTAGRAM