Idols Practice on Facebook

I was very surprised to open FACEBOOK lately, there are some “friend” who had died, and the account is still active. Although never come face to face, only via a message or comment on facebook, there are feelings of sadness
 

But what surprised me more was that after a month he died, still a lot of comments, or writing on his wall, probably from the family or close relatives, which makes direct communication to the owner of FB who had died, like: “Dad, we really miss” , or “Uncle, on holidays we’ll visit your grave!”, or “Grandfather, we’ve adjusted your bedroom”

 

Wow, what’s the difference with the people of antiquity, who went to the cemetery and talked himself in the cemetery? Ask for advice to the dead, asking directions, sharing? How does this preacher, Mr. Sintua? Serious nih! I hope, that the Reverend is active on FACEBOOK can watch our congregation with no conscious, did not practice well at FB.

 
About the dead, Ecclesiastes 9: 5-6 says:

9:5 For the living know that they shall die: but the dead know not any thing, neither have they any more a reward; for the memory of them is forgotten.
9:6 Also their love, and their hatred, and their envy, is now perished; neither have they any more a portion for ever in any thing that is done under the sun.
Regard

Continue reading “Idols Practice on Facebook” »

Menjadi Orang Terkaya

Bacaan : MATIUS 6 : 19 – 24

Selama yang saya ketahui, belum pernah sebuah atau beberapa truk yang penuh dengan harta, bergerak mengiringi mobil jenazah yang akan dimakamkan. Segala sesuatu yang mereka kumpulkan di dunia, semua ditinggalkan.  Raja Firaun yang telah dikuburkan dengan emas dan hartanya, namun sampai saat ini tidak satupun yang dapat mereka bawa. Bahkan lebih lagi, walaupun emas merupakan benda yang sangat berharga di bumi ini, namun di Surga, justru Allah menggunakannya untuk mengaspal jalan-jalan  (Wahyu 21:21).

Dalam Matius 6 : 19-24, Yesus tidak mengatakan bahwa memiliki harta dunia itu salah. Namun harus disadari bahwa harta benda dan kekayaan tidak memiliki nilai untuk kehidupan yang akan datang. Dalam hal ini, adalah salah apabila orang Kristen yang mencintai Tuhan Yesus, membaktikan hidup mereka untuk terus menerus mengumpulkan dan menimbun harta bagi mereka. Yesus mengatakan bahwa menimbun harta untuk diri sendirilah yang salah.  Terhadap harta duniawi, rumah kita harus sebagai gudang dan kita harus bertindak sebagai pelayan, yang selalu menyalurkan atau membaginya bagi orang yang membutuhkan.

Mengumpulkan harta, membawa kita dalam sebuah jebakan materialistis yang mengakibatkan kekecewaan dan kehampaan.  Kebahagiaan bukanlah materi, tetapi kebahagiaan adalah kepuasan. Dalam sebuah survei 1992 di  AS, orang-orang ditanya berapa banyak gaji yang mereka inginkan, agar mencapai apa yang mereka impikan. Orang-orang yang berpenghasilan sampai $ 25.000 per tahun menyatakan bahwa mereka memerlukan sekitar $ 54.000. Mereka yang berpendapatan  $ 100,000, mengatakan bahwa mereka dapat membeli impian bila pendapatannya mencapai $ 192.000. Angka-angka ini menunjukkan setiap orang harus memiliki dua kali pendapatannya untuk dapat menemukan kehidupan yang didambakan. 
Rasul Paulus dalam 1 Timotius 6:6 mengatakan : “Adalah benar bahwa melayani Allah membuat orang menjadi sangat kaya jika mereka telah merasa puas dengan yang dimilikinya (Alkitab Versi Mudah Dibaca).”  Melayani Tuhan dan mensyukuri yang kita peroleh, itulah kata kunci sebuah kebahagiaan.  Ketika kita dapat bermurah hati membantu pelayanan dan membantu orang lain dengan harta dan yang kita miliki, itulah orang kaya yang sesungguhnya. Rasa puas dan damai sejahtera lengkaplah sudah. Mau ?(JPU)

Jangan khawatir tentang masa depan

Matius 6:34 Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari.”

 Jangan khawatir tentang masa depan: Jika anda harus khawatir, khawatir hanya untuk hal-hal yang hari ini. Kebanyakan dari kita khawatir atas hal-hal yang kita benar-benar tidak memiliki wewenang/hak atas itu. Tindakan seperti itu adalah bodoh dan berbahaya.
 
Cukup untuk hari ini sendiri kesulitan: Yesus mengingatkan kita akan pentingnya hidup untuk hari ini. Tidak salah untuk mengingat masa lalu atau merencanakan masa depan. Itu adalah baik. Namun, sangatlah mudah untuk menjadi terlalu berfokus pada masa lalu atau masa depan, sementara mengabaikan hari ini dan kesulitannya. Allah ingin kita untuk mengingat masa lalu, merencanakan masa depan, tetapi hiduplah di hari ini, dengan takut akan Tuhan.

Kubur Kosong Tidak Membuktikan Yesus Bangkit

Setiap tahun kita merayakan hari kebangkitan Yesus Kristus. Namun benarkah Kubur kosong yang ditemukan oleh Maria Magdalena membuktikan bahwa Yesus sungguh-sungguh telah bangkit dan hidup?

Yohannes 20:1-2 Pada hari pertama minggu itu, pagi-pagi benar ketika hari masih gelap, pergilah Maria Magdalena ke kubur itu dan ia melihat bahwa batu telah diambil dari kubur. Ia berlari-lari mendapatkan Simon Petrus dan murid yang lain yang dikasihi Yesus, dan berkata kepada mereka: “Tuhan telah diambil orang dari kuburnya dan kami tidak tahu di mana Ia diletakkan.”

Dari teks di atas, nyatalah bahwa Maria Magdalena, menyatakan bahwa Yesus telah dicuri orang. Secara logis bisa saja terjadi, dan bahkan banyak orang dan aliran lain yang menentang tentang kebangkitan Yesus.

Namun sesungguhnya apa yang membuktikan bahwa Yesus sungguh-sungguh bangkit dan hidup?

Pada ayat selanjutnya yaitu Yoh 20:16 Kata Yesus kepadanya: “Maria!” Maria berpaling dan berkata kepada-Nya dalam bahasa Ibrani: “Rabuni!”, artinya Guru. Dalam hal ini, Maria mengalami sendiri kehadiran Yesus yang hidup. Yesus menyapa Maria, sehingga Maria, yang sudah lama bersama-sama dengan Yesus tersadar dan mengenal Yesus yang sudah bangkit. Setelah itu, Yesus juga memperlihatkan diriNya kepada murid-muridNya.

Kalau diatas kita berbicara secara umum, maka saat ini kita bisa merenungkan secara pribadi, apakah Yesus sudah bangkit bagi anda secara pribadi. Apakah sosok Yesus yang Maha Kuasa itu sudah kita alami di dalam hidup masing-masing. Lebih detail saya katakan, apakah Yesus sudah menyatakan kuasaNya pada anda atau keluarga Anda.

Ketika kita berdoa, doa itu di dalam nama Yesus, maka seharusnyalah doa itu memiliki kuasa, apabila Yesus sungguh-sungguh bangkit dalam diri dan keluarga Anda. Setelah berdoa, maka kegelisahan akan hilang, dan damai sejahtera akan datang. Ketika kita takut akan setan, maka kita mengusirnya di dalam Nama Yesus, maka setan itu akan lari dan jauh dari kehidupan anda dan keluarga anda. Itu buktinya bahwa Yesus sungguh-sungguh hidup pada Anda dan keluarga Anda.

Sukacita dan damai sejahtera, merupakan kata-kata kunci bukti bahwa Yesus sungguh-sungguh bangkit dan hidup dalam kehidupan Anda dan keluarga Anda. Semoga menjadi berkat. (St. Jesri HT Purba)

Bermegahlah karena mengenal dan memahami Tuhan

Oleh : Jesri HT Purba

Yeremia 9:23-24

Beginilah firman TUHAN: “Janganlah orang bijaksana bermegah karena kebijaksanaannya, janganlah orang kuat bermegah karena kekuatannya, janganlah orang kaya bermegah karena kekayaannya,  tetapi siapa yang mau bermegah, baiklah bermegah karena yang berikut: bahwa ia memahami dan mengenal Aku, bahwa Akulah TUHAN yang menunjukkan kasih setia, keadilan dan kebenaran di bumi; sungguh, semuanya itu Kusukai, demikianlah firman TUHAN.” (The LORD says, “Wise men should not boast of their wisdom, nor strong men of their strength, nor rich men of their wealth. If anyone wants to boast, he should boast that he knows and understands me, because my love is constant, and I do what is just and right. These are the things that please me. I, the LORD, have spoken.”)

Ada banyak hal yang dapat membuat seorang manusia bermegah dan bangga. Tidak sedikit orang yang berduit, yang punya jabatan dan pengaruh berbangga dan bermegah dan bahkan sombong.

Pada Firman Tuhan diatas, kita telah diingatkan bahwa tidak boleh bermegah, bangga karena kita memiliki semuanya. Mengapa demikian? Karena segala sesuatu yang kita punya adalah berasal dari Tuhan, sehingga harus kita hormati juga otoritas Tuhan yang telah memberikan berkatNya ke orang lain secara berbeda-beda. Ketika kita memandang rendah seseorang yang miskin, sesungguhnya kita sedang  menghina Sang Penciptanya, yaitu Allah.

Kebanggaan dan kemegahan yang sejati harus didasarkan pada pengenalan kita terhadap Tuhan. Ketika kita sudah memahami (menyatu) dan mengenal Allah, itulah kemegahan yang sesungguhnya. Tidak ada yang bisa menggantikannya.

RSS
Follow by Email
Facebook
Twitter
Visit Us
Follow Me
INSTAGRAM